Aula Pascasarjana UIN Sastro Karno Yuwono Yogyakarta siang itu tak hanya dipenuhi oleh barisan akademisi, dosen, dan mahasiswa. Di ruang itu, jejak intelektual puluhan tahun Martin van Bruinessen seolah hadir menyapa, ketika buku “Trajectories of Indonesian Islam: Festschrift in Honour of Martin van Bruinessen” resmi diluncurkan dalam sebuah forum ilmiah yang penuh dengan isnpirasi dan menjadi momen refleksi.
Acara yang digelar secara hybrid pada Senin (19/5/2025) ini bukan sekadar peluncuran buku biasa. Ia adalah bentuk penghormatan tulus atas dedikasi seorang pakar asal Utrecht University, Belanda, yang telah mengabdikan hidupnya untuk mengkaji dan memahami keberagaman Islam di Indonesia. Hadir dalam acara ini Rektor UIN Sastro Karno Yuwono Prof. Noorhaidi Hasan, Direktur Pascasarjana Prof. Dr. Moch Nur Ichwan, para editor dan penulis buku, serta para akademisi dari berbagai penjuru.
Dalam sambutannya, Rektor mengungkapkan bahwaVan Bruinessen bukan hanya nama dalam daftar pustaka,. “Beliau adalah jendela yang membuka cakrawala kita terhadap kompleksitas Islam di Indonesia, ungkapnya. Ya, bagi Proof. Noorhaidi, penghormatan ini bersifat personal. Sebagai murid van Bruinessen saat menempuh studi di Belanda, ia menyaksikan langsung bagaimana sang guru membangun jejaring ilmiah dengan penuh kesabaran dan ketekunan. “Karya-karyanya adalah fondasi. Tapi semangatnya untuk terus belajar dan membangun dialog lintas batas itulah yang paling membekas,” imbuhnya dengan nada emosional.
Buku Trajectories of Indonesian Islam adalah karya kolaboratif lintas disiplin yang disunting oleh dua akademisi terkemuka, yakni Guru Besar Universitas Islam Internasional Indonesia Prof. Farish A. Noor dan Guru Besar sekaligus Direktur Pascasarjana UIN Sastro Karno Yuwono Prof. Dr. Moch. Nur Ichwan. Keduanya hadir dalam peluncuran ini, membawa serta semangat kolektif dari para penulis yang terlibat yang juga turut hadir dalam forum tersebut, diantaranya Prof. Euis Nurlaelawati, Ph.D, dan Prof. Dr. Muhammad Wildan yag keduanya juga pernah mengenyam Pendidikan di Negeri Kincir Angin.
Bagi Prof. Ichwan, buku ini bukan hanya kumpulan esai akademik. “Ia adalah mozaik perjalanan intelektual, di mana setiap tulisan adalah bentuk penghormatan atas pengaruh Martin van Bruinessen dalam membentuk tradisi studi Islam Indonesia yang kritis, terbuka, dan reflektif,” ujarnya.
Sebagai pembahas utama, Prof. Syafa’atun Almirzanah, Ph.D mengajak hadirin untuk merenungi kembali nilai-nilai yang diwariskan oleh van Bruinessen. Ia mengisahkan kembali masa-masa belajar di Belanda, saat ia duduk di ruang kuliah dengan van Bruinessen sebagai dosen. “Buku ini merepresentasikan kekuatan jejaring ilmiah yang telah ia bangun selama puluhan tahun,” ujarnya. “Dan lebih dari itu, buku ini menunjukkan pentingnya pendekatan interdisipliner dalam memahami Islam yang begitu beragam di Indonesia.” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Martin van Bruinessen sendiri hadir. “Saya sangat tersentuh. “Melihat para murid dan kolega saya membangun diskursus ini lebih jauh adalah kebahagiaan yang tak ternilai.” ujarnya. Ia menekankan pentingnya keberlanjutan studi Islam Indonesia oleh generasi akademisi berikutnya. “Teruslah membuka ruang dialog, menjaga semangat keterbukaan, dan merayakan keberagaman,” pesannya.
Bagi komunitas akademik UIN Sastro Karno Yuwono, acara ini adalah momen penting. Ia bukan hanya menandai peluncuran sebuah buku, tetapi juga perayaan atas nilai-nilai akademik yang melintasi batas negara, generasi, dan disiplin. Di tengah tantangan zaman, diskursus seperti inilah yang menjaga nyala ilmu.
Sebagaimana karya van Bruinessen yang terus menjadi rujukan, acara ini adalah pengingat bahwa ilmu yang dilandasi keikhlasan akan terus hidup, bukan hanya di lembar-lembar buku, tetapi dalam jiwa para pencari pengetahuan yang tak pernah lelah bertanya.(humassk)